Mengutip jokes dari salah satu orang, “apa bedanya istri dengan pacar?”
“Bedanya adalah 25 kg. Hahaha.”
Kata orang-orang tua dulu, semua hal berubah ketika anak lahir. Mulai dari hal-hal yang terlihat kasat mata kayak penampilan sampai hal lain yang hanya bisa dirasakan seperti perhatian, cita-cita, harapan, dll. Semuanya tertuju ke anak.
14 Juli ini adalah jadi ulang tahun ke-2 istriku setelah anak pertama kami lahir. Dan memang betul, semua hal tertuju ke Mahira. Sampai-sampai lupa perhatian ke diri sendiri. Untungnya perhatian ke suami tetap ada walaupun harus bersaing dengan Mahira. Tapi tak mengapa karena hadirnya Mahira adalah hal yang kami ingin.
16 Juli 2021 nanti atau 2 hari kemudian setelah 14 Juli ke-2, Mahira umur 18 bulan atau 1 setengah tahun. Selama 18 bulan ini akupun melihat istri menjalani rutinitas yang sama berulang kali dalam mengasuh Mahira. Dari mulai bangun pagi, ganti popok, sarapan, tidur lagi, bangun, lanjut makan, tidu lagi, gitu terus sampai Mahira tidur lagi di malam hari. Kalau nangis? Hampir selalu ada di sela-sela semuanya, kuantitasnya hampir sama banyak dengan menyusui karena tiap nangis obatnya menyusui. Hahaha.
“Living the moment. We do not remember days, we remember moments”
We living the moment kata judul lagunya Jason Mraz. Kami menjalani rutinitas yang sama dalam mengasuh Mahira, tentunya porsi terbesar ada di bagian istri.
Selama 18 bulan udah ga terhitung berapa kali istri mengganti popok, mengganti baju, menyuapkan makan, memandikan, menidurkan, menyusukan, dll. Tak terhitung lagi karena selalu dijalani tiap hari dan karena memang ga dihitung.
Tapi kami selalu ingat momen ketika Mahira makan lahap dan tentunya ingat masa-masa sulit pas susah makan.
Ingat juga momen pas Mahira nangis sepanjang malam sampai baru tidur lagi jelang subuh.
Ada juga momen terjatuh pas belajar jalan terus jatuh dan nangis ga berhenti. Matanya jadi sembab, begitupun mata istriku.
We remember the moments, we living the moment.
14 Juli ke-2
Untuk 14 Juli ke-2 setelah Mahira lahir, terima kasih semua investasi waktu dan perhatian yang diberi. Berulang kali aku tawarkan pilihan agar perhatian ga selalu tertuju ke Mahira.
Misal, “pakai sufor aja biar aku bisa bantu karena ga tega lihat terbangun tengah malam -apalagi di awal Mahira lahir- untuk menyusui.”
“Ga mau,” katanya.
“Menyusui itu investasi,” lanjutnya.
Saat Mahira mulai MPASI, istriku lebih memilih bikin masakan terus digiling sampai jadi bubur ketimbang ngasih bubur instant yang tinggal dikasih air.
“Ngapain dikasih bubur instant,” katanya.
Beruntung kami punya kemampuan untuk memilih hal yang kami mau di saat yang lain kesulitan untuk itu.
Jadi doaku di 14 Juli ke-2 ini, semoga kita selalu diberi waktu dan kesempatan untuk memilih dan menjalani hidup yang kita ingin. Karena love what you do dan do what you love mengutip kata-kata bijak lainnya.
Mari diakhiri, nanti kebanyakan kata-kata bijak yang dikutip. Tapi semoga kebijaksanaan selalu bertambah seiring bertambahnya umur.
Selamat ulang tahun istriku. Bedanya saat sekarang jadi istri dengan saat dulu jadi pacar sudah menipis. Udah ga 25 kg, hahaha. Semangat!!!